Kisah Polisi di Kepulauan Aru yang Kawal Logistik Pemilu, Berulang Kali Turun Dorong Mobil

Kisah Polisi di Kepulauan Aru yang Kawal Logistik Pemilu, Berulang Kali Turun Dorong Mobil

POLDA MALUKU - Pengawalan dan pengamanan distribusi logistik Pemilu 2024 di sejumlah desa terluar khususnya di kabupaten Kepulauan Aru, Provinsi Maluku, tidak semudah membalikan telapak tangan.

Hal ini diakibatkan karena faktor geografis kepulauan, apalagi ditambah jarak yang ditempuh dan kondisi perubahan cuaca yang sewaktu-waktu berubah ekstrim.

Tak hanya itu, akses jalan yang belum memadai juga menjadi penghambat pendistribusian logistik pemilu seperti kotak suara dan perlengkapan TPS lainnya.

Bripka Asbudhy Jaya, anggota Polres Kepuluan Aru, menceritakan kisahnya mengawal distribusi logistik Pemilu di Kecamatan Aru Selatan, salah daerah Terluar di Maluku.

Setelah menempuh perjalanan laut saat cuaca tak bersahabat, Bripka Asbudhy, selaku personel Pengamanan TPS harus kembali mengantar logistik ke Desa Ngaiguli, Desa Fatural dan Desa Ngaibor.

Bersama dua rekannya, Aipda Melky Tabaleku dan Bripka Devis J. Solsolay, mereka memulai perjalanan lebih awal menuju tiga desa tersebut sejak hari Minggu (11/2/2024) pagi.

"Karena paling jauh jadi kita berangkatnya hari Minggu pagi. Sementara untuk Desa-desa lainnya sudah diantar hari Sabtu, langsung,” kata Ashbudy, Senin (12/2/2024).

Dengan mengendarai mobil pickup L300, ternyata masih kurang memuluskan perjalanan karena dihadapkan dengan medan yang ditempuh cukup ekstrem. Hal ini diperparah dengan guyuran hujan tanpa jedah selama 2 hari haingga menyebabkan ruas licin dan berlumpur.

Terkadang mobil yang ditumpangi anggota Polisi dan juga dua anggota PPK ini harus tertanam di dalam tanah berlumpur.

"Berulang kali kami harus turun dan mendorong mobil agar bisa kembali melanjutkan perjalanan," kata dia mengisahkan.

Kendati demikian, Bripka Asbudhy mengaku tidak menyurutkan semangat tim pengawal maupun PPK untuk ikut mensukseskan pesta demokrasi lima tahunan hingga ke pelosok desa.

"Total waktu yang dibutuhkan untuk sampai desa terakhir yakni hampir 5 jam, ke Desa Ngaiguli 1 jam perjalanan, dilanjtukan Desa Fatural selama 1 jam 20 menit dan Desa Ngaibor kurang lebih 2,5 jam," jelasnya.

Meski telah sampai di desa tujuan, namun kesiapsiagaan harus terus terjaga untuk mengawal agar logistik pemilu tetap aman saat hari pencoblosan tanggal 14 Februari 2024 hingga kembali lagi dengan aman.

Bagikan ke teman kamu